Ketika Secercah Surga Dunia Kutemukan
Tepat
tahun 1579 Masehi, Para Pendahuluku telah menginjakkan kaki di tanah ini. Kala itu,
mereka membawa banyak bumbu dapur yang tak pernah dijumpai di benua biru. Mereka
mendatangi ternate, tanah yang kaya akan rempah dan hasil tani. Mereka membuka
mata bangsaku yang tadinya baru melihat India sebagai karya maha agung Tuhan
untuk melihat kepulauan nun jauh ini sebagai surga dunia yang hakiki. Aku pun
menyimpan foto mereka sebagai penyemangat diriku untuk memelihara tanah ini.
Tanah
yang kudiami saat ini merupakan tanah yang menyimpan ribuan cerita. Tanah ini
menjadi saksi betapa melimpahnya kekayaan alam yang Tuhan berikan kepada
mahluknya. Tahukah kau, sesungguhnya tanah ini adalah bukti, bukti cinta Tuhan
kepada anak cucu adam untuk dirawat dan dilindungi olehnya. Tanah ini menimbun
ribuan mineral yang menjadi hakikat dari kemajuan manusia di masa depan.
Kini,
tanggal 18 September 1811, aku berada di Tuntang. Tempat ini akan menjadi saksi
sejarah bagi dunia, bahwasanya aku hadir untuk memajukan tanah ini. Kemajuan yang
aku rancang akan dirasakan oleh pribumi tanah ini, bukan hanya negeriku
tercinta.
Aku berhasil
membuat Jansenns yang lemah itu untuk tunduk pada diriku. Ia tak ubahnya bocah
yang minta ampun saat dihukum ibunya. Orang Belanda antek – antek Napoleon itu
terbirit – birit saat mendengar kedatangan ku di tanah ini. Mereka tak ubahnya manusia
picik yang hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri tanpa mengacuhkan
keberadaan bangsanya.
Nampaknya,
Kau mulai paham siapa diriku. Kau pasti sering mendengar dan melihat namaku di
buku – buku ilmu pengetahuan. Mulai dari sejarah hingga biologi, semua penulis buku
pasti mencantumkan namaku dalam karyanya. Namaku Thomas Stamford Raffles dan
aku adalah orang nomor satu di tanah surga ini.
Komentar
Posting Komentar