Menilik Pesan Moral yang Terkandung pembelajaran mengenai masuknya Islam dan Perkembangannya di Nusantara

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah tuhan semesta alam. Berkat rahmat dan karunianya penulis masih diberi anugerah untuk mencurahkan isi pemikiran dan analisisnya terhadap fenomena - fenomena yang diresapinya saat mempelajari bagian masuknya Islam dan perkembangannya di Nusantara pada pelajaran Sejarah Indonesia.

Materi ini merupakan pengulangan terhadap apa yang telah diberi kepada kita pada saat masa pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Pokok bahasannya pun sama persis, yang membedakan adalah tiap jenjang pendidikan yang lebih tinggi, maka materi yang dihadirkan pun jauh lebih rinci. Oleh karena itu, merupakan hal yang lumrah jika sebagian dari kita merasa bosan dalam mempelajari materi ini.

Setelah berulang kali mempelajari materi ini, saya menemukan beberapa pesan moral bermakna yang terkandung baik secara tersurat ataupun tersirat di dalam pembelajaran ini. Saya akan membahas hal melalui sudut pandang dan analisis yang saya temukan. Pesan - pesan tersebut ialah :

1. Islam menjadi besar di Nusantara memerlukan proses yang panjang
Seperti yang kita ketahui bersama, Islam diperkirakan telah masuk ke Nusantara sekitar abad ke 7 Masehi, yang berarti tidak jauh dari periode kenabian. Namun, kerajaan islam pertama yaitu samudera Pasai baru berdiri sekitar abad ke 13 Masehi. Hal ini menjadi cermin bahwasanya Islam tumbuh dari kaum minoritas yang secara perlahan dengan pendekatan - pendekatan yang tepat menjadi kaum mayoritas. Hal ini menunjukkan pula diperlukannya waktu yang lama untuk meyakinkan masyarakat asli Nusantara akan kebenaran Islam guna meninggalkan ajaran Hindu - Buddha
2. Islam dapat bercampur dengan budaya lokal selama tidak menghilangkan identitas aslinya.
Wali Sanga telah memberikan contoh konkrit kepada kita bagaimana cara menghidupkan Islam dengan percampurannya dengan kearifan lokal Nusantara. Selain itu banyak pula, kegiatan lainnya seperti Sekaten dan Gerebeg Maulud. Dimana kegiatan itu dilakukan dengan tujuan untuk merepresentasikan keterbukaan Islam terhadap kearifan lokal sehingga dapat dengan mudah diterima penduduk asli Nusantara
3. Proses Islamisasi Nusantara dilakukan dengan cara yang berkemanusiaan
Hal ini dibuktikan dengan adanya perkampungan Islam di Sriwijaya pada abad ke - 7 Masehi. Islam menyebar pada awalnya dari orang ke orang secara perlahan - lahan. Baru 6 abad kemudian, setelah memiliki pengikut yang melimpah, Islam memiliki sebuah pemerintah/Kerajaan. Kerajaan ini pun turut berperan dalam penyebaran Islam di Nusantara melalui pengiriman pendakwah ke daerah - daerah baru ataupun dengan jalan peperangan yang dimenangkan umat Islam.
4. Muslim tetap menjadi mayoritas pada dewasa kini, menjadi bukti bahwasanya Islam berhasil menanamkan nilai dan moral secara mengakar di masyarakat Nusantara.
Hal ini dibuktikan dengan bertahannya tradisi - tradisi Islami pada masa sekarang ini. Seperti Tahlil, Yasinan, Ketupat, dan sejenisnya. Keberadaan budaya - budaya tersebut menjadi cermin bahwa Islam berhasil menanamkan pengaruhnya dalam jangka waktu yang lama hingga ratusan tahun.

Nah, Itu dia yang pemikiran dan analisis yang dapat saya peroleh dalam pembelajaran mengenai masuknya Islam dan perkembangannya di Nusantara. Semoga dengan mengambil hikmah dari pelajaran ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi kesinambungan perkembangan islam di Bumi Nusantara ini.

Jayalah Indonesiaku
Bangkitlah Islamku
Allahu Akbar!

Komentar

Postingan Populer